Selasa, 06 Oktober 2015

SBY: 70 Persen Penyebab Asap di Riau karena Dibakar

Rabu, 9 September 2015 09:34

SBY: 70 Persen Penyebab Asap di Riau karena Dibakar
foto/net
SBY dan Jokowi 
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mantan Presiden ke enam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut angkat bicara mengenai bencana kabut asap.
Ia mengatakan, terjadinya kebakaran lahan dan hutan yang berada di wilayah Sumatera, bersumber dari dua hal. Pertama, suhu yang terlalu panas dan kedua, adanya pembakaran lahan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Saya pernah melakukan analisis dan saya meyakini bahwa 70 persen penyebab terjadinya asap di Riau dibakar. Jangan ada dusta di antara kita," ujarnya saat memberikan president lecture di Lemhanas, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Menurut SBY, pembakaran hutan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menginginkan perubahan alih fungsi hutan untuk kepentingan lain. Mereka biasanya menyuruh orang lain untuk efisiensi.
SBY juga menyatakan bahwa banyak masyarakat di daerah yang terkena dampak bencana asap yang tidak bisa melakukan aktifitas pendidikan dan berkegiatan sehari-hari.
"Ibu Ani punya Instagram, saya punya sosial media dan hampir setiap hari banyak sekali yang mengeluh kabut asap telah menghalangi mereka untuk melakukan aktifitas," kata dia.
SBY juga menceritakan bagaimana ia turun ke Riau saat bencana terjadi pada 2014, ketika masih menjabat sebagai presiden.
Ia katakan, pada masa kampanye saat tahun 2014, seharusnya dirinya berkampanye pertama kali di Magelang untuk pemilihan legislatif. Namun dirinya lebih memilih untuk meninggalkan kampanye dan bermalam di Riau selama tiga hari.
"Saya tinggalkan pidato itu. Tuhan Maha Besar, saya tiga hari di sana, Tuhan menjawab dengan hujan yang turun. Tapi tidak juga terlepas dari bantuan seluruh stakeholders untuk menangani bencana tersebut," katanya.
Ia berharap, Presiden RI saat ini, Joko Widodo juga melakukan hal yang sama. Memberi perhatian lebih kepada bencana asap yang telah terjadi di Riau dan beberapa daerah lainnya, termasuk di Pulau Kalimantan.
Kabut asap pekat masih mengotori udara Riau, Selasa (8/9/2015). Libur siswa diperpanjang, mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Zulfadil mengungkapkan, libur siswa diperpanjang hingga Kamis, 10 September 2015. Sebelumnya, siswa diliburkan tiga hari pada pertengahan pekan lalu dan kemudian diperpanjang lagi di awal pekan ini.
Menurut Zulfadil, keputusan memperpanjang libur siswa diambil setelah mendapatkan laporan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru pada Selasa sore tentang masih buruknya kualitas udara, dengan kadar polusi di angka 572 PSI yang masuk dalam kategori berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Kami meliburkan siswa hingga Kamis nanti, karena udara sore ini berbahaya. Anak-anak diminta untuk tidak keluar rumah dan mengerjakan tugas yang telah diberikan guru. Sebelumnya kami juga sudah berpesan agar para guru memberikan tugas kepada anak-anak supaya tak berkeliaran di luar rumah,” imbuhnya.
Jika polusi udara masih membahayakan, bisa saja libur siswa diperpanjang kembali. “Tapi semoga tidak lah ya,” kata Zulfadil.
Meliburkan siswa di semua tingkatan, dari PAUD hingga SMA, juga masuk dalam Maklumat Wali Kota Pekanbaru yang tertuang dalam Peraturan Walikota No 489/HUMAS-IX/64/2015.
Melalui maklumat itu, Wali Kota Firdaus MT juga mengimbau warganya untuk mengurangi aktivitas du luar ruangan dan apabila terpaksa melakukan aktivitas di luar ruangan, agar menggunakan masker sesuai standar.
Selain itu, ia meminta kepada pengurus masjid dan mushala untuk mengjak masyarakat menggelar shalat Istisqo atau shalat minta hujan. Terakhir, dalam maklumatnya itu Firdaus mendesak Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman untuk segera menetapkan status Darurat asap.
Tak cuma di Pekanbaru, kebijakan serupa diambil pemerintah daerah lainnya di Riau. Seperti di Kabupaten Pelalawan, siswa diliburkan hingga Kamis (10/9/2015). Kualitas udara di Kota Dumai juga dilaporkan makin memburuk, di level 478 Psi, yang artinya berbahaya, seperti terpantau di papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kawasan PT CPI.
Bandara Pinang Kampai Dumai lumpuh sudah dua hari lumpuh, karena jarak pandang terbatas, seperti kemarin hanya 300 meter. Pj Wali Kota Dumai Arlizman Agus menganjurkan agar siswa SD diliburkan. “Para siswa akan diliburkan sesuai situasi. Begitu juga siswa tingkat SLTP dan SLTA,” kata dia.
Sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak memilih untuk mengaktifkan lagi kegiatan belajar-mengajar di semua tingkatan sekolah mulai hari ini, Rabu (9/9). Hanya saja jam masuk sekolah dimundurkan ke pukul 08.00 WIB. Waktu belajar pun dipersingkat, hingga pukul 12.00 WIB.
Kebijakan itu diambil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak atas pertimbangan para siswa sudah terlalu lama libur, khawatir mereka ketinggalan banyak pelajaran. Bisa-bisa nantinya tertinggal dari siswa-siswa di daerah lain. (Tribun Pekanbaru Cetak)
Bagaimanakah upaya pemerintah dalam menangani kabut asap di Riau? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi HARI INI. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com. Ikuti Video Berita di www.tribunpekanbaru.com/video
FOLLOW Twitter @tribunpekanbaru dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar